Setelah kita mengetahui betapa tinggi perhatian Islam terhadap ilmu pengetahuan dan betapa Allah SWT mewajibkan kepada kaum muslimin untuk belajar dan terus belajar, maka Islam pun telah mengatur dan menggariskan kepada ummatnya agar mereka menjadi ummat yang terbaik (dalam ilmu pengetahuan dan dalam segala hal) dan agar mereka tidak salah dan tersesat, dengan memberikan bingkai sumber-sumber pengetahuan berdasarkan urutan kebenarannya sebagai berikut :
1. Al-Qur'an dan as-Sunnah
Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya untuk menjadikan al-Qur'an dan as-Sunnah sebagai sumber pertama ilmu pengetahuan. Hal ini dikarenakan keduanya adalah langsung dari sisi Allah SWT dan dalam pengawasannya, sehingga terjaga dari kesalahan, dan terbebas dari segala vested interest apapun, karena ia diturunkan dari Yang Maha Berilmu dan Yang Maha Adil. Sehingga tentang kewajiban mengambil ilmu dari keduanya, disampaikan Allah SWT melalui berbagai perintah untuk memikirkan ayat-ayatNYA (QS. 12 : 1-3) dan menjadikan Nabi SAW sebagai pemimpin dalam segala hal (QS. 33 : 21).
2. Alam semesta
Allah SWT telah memerintahkan manusia untuk memikirkan alam semesta (QS. 3 : 190-192) dan mengambil berbagai hukum serta mamfaat darinya, diantara ayat-ayat yang telah dibuktikan oleh pengetahuan modern seperti [1] :
# Ayat tentang asal mula alam semesta dari kabut/nebula (QS. 41 : 11).
# Ayat tentang urutan penciptaan (QS. 79 : 28-30). Kegelapan (nebula dari kumpulan H dan He yang bergerak pelan), adanya sumber cahaya akibat medan magnetik yang menghasilkan panas radiasi termonuklir (bintang dan matahari), pembakaran atom H menjadi He lalu menjadi C lalu menjadi O baru terbentuknya benda padat dan logam seperti planet (bumi), panas turun menimbulkan kondensasi baru membentuk air, baru mengakibatkan adanya kehidupan (tumbuhan).
# Ayat bahwa bintang-bintang merupakan sumber panas yang tinggi (QS. 86 : 3), matahari sebagai contoh tingkat panasnya mencapai 6000 derajat C.
# Ayat tentang teori ekspansi kosmos (QS. 51 : 47).
# Ayat bahwa planet berada pada sistem tata surya terdekat (samaa' ad-dunya) (QS. 37 : 6).
# Ayat yang membedakan antara planet sebagai pemantul cahaya (nur/kaukab) dengan matahari sebagai sumber cahaya (siraj) (QS. 71 : 16).
# Ayat tentang gaya tarik antar planet (QS. 55 : 7).
# Ayat tentang revolusi bumi mengedari matahari (QS. 27 : 88).
# Ayat bahwa matahari dan bulan memiliki waktu orbit yang berbeda-beda (QS. 55 : 5) dan garis edar sendiri-sendiri yang tetap (QS. 36 : 40).
# Ayat bahwa bumi ini bulat (kawwara-yukawwiru) dan melakukan rotasi (QS. 39 : 5).
# Ayat tentang tekanan udara rendah di angkasa (QS. 6 : 125).
# Ayat tentang akan sampainya manusia (astronot) ke ruang angkasa dengan ilmu pengetahuan (sulthan) (QS. 55 : 33).
# Ayat tentang jenis-jenis awan, proses penciptaan hujan es dan salju (QS. 24 : 43).
# Ayat tentang bahwa awal kehidupan dari air (QS. 21 : 30).
# Ayat bahwa angin sebagai mediasi dalam proses penyerbukan (pollen) tumbuhan (QS. 15 : 22).
# Ayat bahwa pada tumbuhan terdapat pasangan bunga jantan (etamine) dan bunga betina (ovules) yang menghasilkan perkawinan (QS. 13 : 3).
# Ayat tentang proses terjadinya air susu yang bermula dari makanan (farts) lalu diserap oleh darah (dam) lalu ke kelenjar air susu (QS. 16 : 66). Perlu dicatat bahwa peredaran darah baru ditemukan oleh Harvey, 10 abad setelah wafatnya nabi Muhammad SAW.
# Ayat tentang penciptaan manusia dari air mani yang merupakan campuran (QS. 76 : 2), mani merupakan campuran dari 4 kelenjar, testicules (membuat spermatozoid), vesicules seminates (membuat cairan yang bersama mani), prostrate (pemberi warna dan bau), Cooper & Mary (pemberi cairan yang melekat dan lendir).
# Ayat bahwa zygote dikokohkan tempatnya dalam rahim (QS. 22 : 5), dengan tumbuhnya villis yang seperti akar yang menempel pada rahim.
# Ayat tentang proses penciptaan manusia melalui mani (nuthfah), zygote yang melekat ('alaqah), segumpal daging/embryo (mudhghah), dibungkus oleh tulang dalam misenhyme ('idhama), tulang tersebut dibalut oleh otot dan daging (lahma) (QS. 23 : 14).
3. Diri manusia
Allah SWT memerintahkan agar manusia memperhatikan tentang proses penciptaannya, baik secara fisiologis/fisik (QS. 86 : 5) maupun psikologis/jiwa manusia tersebut (QS. 91 : 7-10).
4. Sejarah
Allah SWT memerintahkan manusia agar melihat kebenaran wahyu-Nya melalui lembar-lembar sejarah (QS. 12 : 111). Jika manusia masih ragu akan kebenaran wahyu-Nya dan akan datangnya hari pembalasan, maka perhatikanlah kaum Nuh, Hud, Shalih, Fir'aun, dan sebagainya, yang kesemuanya keberadaannya dibenarkan dalam sejarah hingga saat ini.
Kamis, 18 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar